BeritaSosial Budaya

Penyakit Mulut dan Kuku Pada Sapi di Lombok Tengah, Solusi Sementara Karantina

73
×

Penyakit Mulut dan Kuku Pada Sapi di Lombok Tengah, Solusi Sementara Karantina

Sebarkan artikel ini

Mataram, NTB – Dit Reskrimsus Polda NTB bersama Satreskrim Polres Lombok Tengah turun tangan bantu pemerintah Lombok Tengah tanggulangi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Yang terjadi pada hewan ternak di sejumlah Kandang Kolektif Kelompok Tani Ternak.

Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto SIK M.Si mengatakan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ini terdapat pada dua Kandang Kelompok Tani Ternak yang ada di Lombok Tengah.

Dua Kandang Kolektif Kelompok Tani Ternak yang terserang PMK, yakni Kandang kolektif Kelompok Tani Tunas Urip, Dusun Pejongah,Desa Kelebuh, Kecamatan Praya Tengah.Kemudian Kandang kolektif, Kelompok Tani Raju Rame, Dusun Palak, Desa Kelebuh, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah.

“kita akan bantu pemerintah menangani kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak para petani ini,” kata Kabidhumas Polda NTB Kombes Pol Artanto, Kamis (12/5/2022).

“Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ini menular, jika tidak segera menanganinya, akan menyebar ke ternak yang lain,” tambahnya.

Solusi sementara yang Polda NTB ttaawarkan, untuk kasus PMK ini yakni karantina hewan yang terjangkit agar tidak menyebar.

“Sementara belum menemukan solusinya, kita harus karantina Hewan yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ini,” kata Artanto.

Lebih lanjut Artanto menjelaskan PMK adalah Penyakit hewan menular bersifat akut, penyebabnyaadalah Virus type A. Dari Famili Picornaviridae genus Apthohirus yang menyerang hewan berkuku genap seperti Sapi, Kerbau, Kambing dan Domba.

Tanda klinis penyakit PMK adalah : Deman tinggi (39-410c), Keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa. Luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, Ternak tidak mau makan, Pincang, Luka pada kaki. Berakhir dengan lepasnya kuku, Sulit berdiri, gemetar, Hewan ternak bernafas lebih cepat.

 

Situasi penyakit PMK di Indonesia

“Sejak tahun 1986 telah bebas dari penyakit PMK dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) telah mengakuinya, bahwa Indonesia sebagai negara bebas penyakit PMK pada tahun 1990,” jelasnya.

“Kasus PMK di wilayah Lombok Tengah pertama kali terkuak di Permukaan pada hari Sabtu tanggal 30 April 2022,” ungkapnya.

Berdasarkan laporan adanya hewan ternak atas dugaan mengalami gejala PMK, Dinas Pertanian, Bidang Kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner melakukan pengobatan.

Serta melakukan penyemprotan pada ternak yang ada di Kandang kolektif kelompok tani di Desa Kelebuh,Kec. Praya Tengah,Kab. Loteng.

 

10 Persen Polulasi Sapi Potong di Praya Tengah Diduga Mengalami Gelaja PMK

“Dari 10 persen populasi Sapi Potong di Desa Kelebuh, Kecamatan Praya Tengah, menduganya mengalami gejala PMK. Telah terkirim enam sampel untuk mengujinya di Lab. Balai Besar Veteriner Denpasar,” terang Artanto.

“Hasil Lab. terhadap enam sampel yang terkirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar telah keluar 5 sampel dan positif PMK. Sedangkan satu negative, kemungkinan Virus pada saat pengujian belum mencapai indikator,” paparnya.

Rencana tindak lanjut, tetap melakukan pendampingan terhadap kebijakan. Berupa pengebalan, pengobatan, dan penyemprotan disinfektan terhadap hewan dengan dugaan mengalami PMK.

Pihaknya akan terus melakukan pemantauan terhadap ketersediaan, harga serta produk turunan daging sapi di pasaran.

Polisi juga akan melakukan antisipasi penjualan ternak sakit dengan dugaan mengalami PMK, guna menghindari penyebaran yang lebih luas.

“Kita akan melakukan penutupan sementara pasar hewan sebagaimana Surat Edaran Bupati yang akan diterbitkan,” pungkasnya.