Industri Mutiara

Mutiara Lombok Tembus Setengah Triliun, Jadi Primadona Pasar Internasional

55
×

Mutiara Lombok Tembus Setengah Triliun, Jadi Primadona Pasar Internasional

Sebarkan artikel ini
mutiara laut selatan
Image by rawpixel.com on Freepik

Zaman.id – Mutiara Lombok kian bersinar di mata dunia. Pada tahun 2023, nilai kiriman mutiara hasil budidaya di perairan Lombok yang dikirim ke luar daerah dan luar negeri mencapai Rp507,9 miliar lebih, meningkat hampir 2,5 kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya Rp209,2 miliar lebih. Hal ini menunjukkan pertumbuhan yang positif dan pesat dalam industri mutiara Lombok.

Mutiara Lombok yang dikirim ke luar daerah dan luar negeri berasal dari jenis mutiara laut selatan (South Sea Pearl), yang dihasilkan oleh kerang Pinctada maxima. Mutiara ini memiliki ukuran yang besar, bentuk yang bulat, dan warna yang keemasan. Permukaan mutiara ini juga berkilau dengan berbagai warna seperti biru, perak, hijau, dan merah ketika terkena cahaya. Warna dan kilau ini menambah nilai estetika dan keindahan mutiara tersebut.

Mutiara Lombok tidak hanya diminati oleh pasar domestik, tetapi juga oleh pasar internasional. Pada tahun 2023, terdapat sejumlah negara yang menjadi tujuan ekspor mutiara Lombok, antara lain Hongkong, Jepang, Australia, China, Thailand, Amerika, India, Switzerland, Singapura, Uni Emirat Arab, Kanada, Filipina, Spanyol, Korea Utara, Kuwait, Malaysia, Prancis, Belgia, Denmark, Vietnam, Inggris, Meksiko, Jerman, Austria, Bahrain, Brasil, Chili, Macau, Selandia Baru, Turki, Polandia, Kroasia, Italia, dan Inggris Raya. Mutiara Lombok memiliki reputasi yang baik dan kualitas yang tinggi di mata pasar internasional.

Hal ini dibuktikan dengan kenaikan harga mutiara pada tahun 2023 berdasarkan informasi dari para pelaku usaha mutiara. Bahkan, pemodal-pemodal luar negeri datang langsung ke Lombok untuk mendapatkan stok mutiara. Mutiara Lombok dianggap sebagai salah satu jenis mutiara paling mahal dan banyak dicari di pasar perhiasan internasional.

Plt. Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Mataram, Ni Luh Anggra Lasmika, S.St.Pi.M.Tr.Pi menyebut bahwa NTB sangat bersyukur memiliki sumber daya perairan yang sangat cocok untuk budidaya mutiara laut selatan. Wilayah perairan di Indonesia, bahkan di dunia, yang cocok untuk budidaya mutiara laut selatan ini tidak banyak. Hal ini menjadi keuntungan besar bagi NTB dalam mengembangkan industri mutiara.

“Kami sangat bangga dengan prestasi yang diraih oleh industri mutiara Lombok. Ini menunjukkan bahwa mutiara Lombok memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan perekonomian daerah. Kami juga berkomitmen untuk menjaga kualitas dan standar mutiara Lombok agar tetap bersaing di pasar global,” ujar Ni Luh Anggra.

Setiap kegiatan pengiriman mutiara, baik domestik maupun mancanegara, harus dilaporkan terlebih dahulu oleh perorangan maupun perusahaan. Pelaporan dilakukan secara online. Selanjutnya, BKIPM melakukan pengecekan fisik barang yang akan dikirim dan menerbitkan Health Certificate (HC). Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa mutiara yang dikirim memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Proses budidaya dan pengolahan mutiara ini rumit dan memakan waktu yang lama. Beberapa jenis mutiara bahkan memerlukan waktu hingga 4 tahun sebelum dapat diolah dan dijual sebagai perhiasan. Keterbatasan produksi juga menjadi salah satu faktor yang membuat mutiara laut selatan sangat eksklusif. Mutiara ini hanya berasal dari wilayah tertentu seperti Laut Cina Selatan, yang mencakup negara-negara Asia Tenggara seperti Myanmar, Australia, dan Indonesia.

Mutiara Lombok merupakan salah satu kekayaan alam yang harus dilestarikan dan dikembangkan. Mutiara Lombok tidak hanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tetapi juga nilai budaya dan sejarah yang mendalam. Mutiara Lombok merupakan warisan yang harus dijaga dan dibanggakan oleh masyarakat Lombok dan Indonesia.