Terkini

Mengenal CCS, Teknologi Canggih untuk Kurangi Emisi CO2

3
×

Mengenal CCS, Teknologi Canggih untuk Kurangi Emisi CO2

Share this article
CCS

Zaman.idPolusi udara menjadi salah satu masalah lingkungan yang serius di dunia. Salah satu penyebabnya adalah emisi karbon dioksida (CO2) yang berasal dari kegiatan industri, pembangkit listrik, transportasi, dan lain-lain. CO2 adalah gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan teknologi yang dapat mengurangi emisi CO2 ke atmosfer. Salah satunya adalah Carbon Capture and Storage (CCS). CCS adalah teknologi yang digunakan untuk menangkap, mengangkut, dan menyimpan CO2 dari sumber-sumber besar emisi ke tempat yang aman. Tujuannya adalah untuk mencegah CO2 mencemari udara dan berkontribusi terhadap pemanasan global.

CCS terdiri dari tiga tahap utama, yaitu:

  1. Pemisahan dan penangkapan CO2 dari sumber emisi gas buang. Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti absorpsi, adsorpsi, membran, kriogenik, atau oksidasi parsial.
  2. Pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan. Proses ini dapat menggunakan pipa, kapal, kereta api, atau truk, tergantung pada jarak dan volume CO2 yang diangkut.
  3. Penyimpanan CO2 ke tempat yang aman. Proses ini dapat menggunakan berbagai tempat, seperti reservoir minyak dan gas bumi yang kosong, akuifer garam, formasi batuan, atau laut dalam.

CCS adalah teknologi yang telah dikembangkan sejak tahun 1980-an dan telah diaplikasikan di beberapa negara, seperti Kanada, AS, Norwegia, Inggris, dan Australia. Menurut Global CCS Institute, saat ini ada 26 proyek CCS yang beroperasi di dunia, dengan kapasitas total sekitar 40 juta ton CO2 per tahun. Selain itu, ada juga 77 proyek CCS yang sedang dikembangkan atau direncanakan, dengan kapasitas potensial mencapai 200 juta ton CO2 per tahun.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan potensi CCS yang besar, juga mulai mengembangkan teknologi ini. Menurut Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC), Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan CO2 potensial yang mencapai 400 hingga 600 gigaton di depleted reservoir dan saline aquifer. Ini berarti Indonesia dapat menyimpan emisi CO2 nasional selama 322 hingga 482 tahun, dengan perkiraan puncak emisi 1.2 gigaton CO2-ekuivalen pada tahun 2030.

Indonesia juga telah memiliki regulasi yang mendukung pengembangan CCS, seperti Permen ESDM 2/2023 tentang CCS di industri hulu migas, Perpres 98/2021 tentang nilai ekonomi karbon, dan Peraturan OJK 14/2023 tentang perdagangan karbon melalui IDXCarbon. Selain itu, Indonesia juga menuju penyelesaian Peraturan Presiden yang akan lebih memperkuat regulasi CCS.

Indonesia berambisi mengembangkan CCS sebagai salah satu solusi untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060. Indonesia juga berencana membentuk hub CCS yang tidak hanya akan menampung CO2 domestik tetapi juga menggali kerjasama internasional. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi pelopor di ASEAN dalam penerapan teknologi CCS dan berkontribusi terhadap upaya global untuk mengurangi emisi CO2 ke atmosfer. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *