Zaman.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung perkembangan industri film nasional. Terbaru, Menteri Ekraf Teuku Riefky menggelar pertemuan lanjutan dengan sutradara sekaligus pendiri Skak Studios, Bayu Skak, beserta para pemain film Foufo di Gedung Autograph, Jakarta, Kamis (8/5).
Pertemuan tersebut membahas rencana kolaborasi strategis dalam mengembangkan potensi ekonomi kreatif daerah, khususnya Madura.
“Pertemuan ini adalah kesempatan baik. Kami percaya bahwa kerja sama ini dapat membawa dampak positif bagi industri kreatif di Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap warisan budaya lokal,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky dalam sambutannya.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari diskusi sebelumnya yang berlangsung pada 2 Mei 2025. Menteri Riefky menyatakan dukungan penuh terhadap film Foufo, yang dinilai memiliki pendekatan unik dalam mengangkat budaya lokal ke dalam perfilman nasional.
Ia menegaskan bahwa kerja sama antara Kemenparekraf dan Skak Studios mencerminkan visi yang sama: mendorong ekonomi kreatif sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dari tingkat daerah.
“Foufo sangat menarik karena film ini menawarkan pendekatan yang berbeda dalam perfilman Indonesia, dengan mengangkat budaya Madura dan menggabungkan berbagai subsektor kreatif, seperti teknologi, animasi, kuliner, dan brand lokal. Ini bisa menjadi contoh bagi penggiat ekonomi kreatif lainnya di daerah,” kata Riefky.
Tak hanya soal promosi budaya, film Foufo juga diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi kreatif di wilayah Madura dan sekitarnya. Kemenparekraf, kata Riefky, siap memberikan bantuan teknis dan sumber daya demi suksesnya produksi film ini.
“Kami siap mendukung proses film ini dengan memberikan bantuan teknis dan sumber daya yang diperlukan, sehingga Foufo dapat menjadi salah satu film yang paling sukses di Indonesia,” tambahnya.
Lebih jauh, Riefky menilai bahwa Foufo memiliki potensi besar dalam menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, terutama di sektor kuliner, fesyen, dan produk jenama lokal. Hal ini sejalan dengan strategi Kemenparekraf dalam memperkuat ekosistem kreatif nasional melalui kolaborasi lintas sektor.
Film Foufo sendiri direncanakan memulai proses syuting pada 24 Mei 2025 dengan target penayangan di tahun yang sama. Lewat karya ini, penonton akan disuguhkan perpaduan narasi fiksi dan realitas sosial yang mencerminkan kekayaan budaya Madura secara autentik.
Sutradara Foufo, Bayu Skak, yang juga dikenal lewat karya-karya populernya, menyampaikan apresiasi mendalam atas dukungan pemerintah. Menurutnya, kolaborasi ini memberi dorongan moral dan teknis yang sangat berarti bagi produksi film independen seperti Foufo.
“Saya berterima kasih atas dukungan dan kerja nyata Kementerian Ekraf terhadap film ini. Foufo adalah proyek yang sangat spesial, karena kami ingin memperkenalkan keunikan budaya Madura kepada publik yang lebih luas. Semoga film ini bisa memperkaya khazanah budaya Indonesia,” ujar Bayu Skak.
Turut hadir dalam audiensi tersebut, Deputi Bidang Kreativitas Media Kemenparekraf, Agustini Rahayu, yang menyatakan bahwa film Foufo merupakan contoh konkret dari sinergi antara pemerintah dan pelaku kreatif dalam membangun industri yang inklusif dan berbasis kearifan lokal.
Dengan langkah ini, Kemenparekraf semakin menunjukkan bahwa pengembangan ekonomi kreatif tidak melulu soal urbanisasi dan pusat kota. Melalui pendekatan daerah, film Foufo bisa menjadi representasi bahwa budaya lokal memiliki daya saing yang kuat untuk tampil di panggung nasional, bahkan global.