Zaman.id – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram, Nusa Tenggara Barat, terus mendorong peningkatan daya saing pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui program SAPA Kampus.
Program tersebut melibatkan mahasiswa dalam pendampingan UMKM guna mengatasi berbagai kendala perizinan, khususnya literasi digital yang masih menjadi tantangan utama.
Kepala BBPOM Mataram Yosef Dwi Irwan mengatakan, program SAPA Kampus menjadi strategi penting dalam menjangkau UMKM di wilayah yang luas dengan sumber daya manusia terbatas.
“SDM BBPOM di Mataram yang bertugas mendampingi UMKM hanya tiga orang, tentu sangat sulit menjangkau seluruh UMKM di Pulau Lombok. Program SAPA Kampus menjadi strategi yang sangat tepat,” ujarnya saat membuka kegiatan Supervisi SAPA Kampus Batch 7 di ruang rapat BBPOM Mataram, Rabu (4/6).
Menurut Yosef, sistem perizinan BPOM sejatinya telah berbasis digital dan dapat diakses kapan pun dan di mana pun. Namun, masih rendahnya angka pendaftaran produk UMKM menjadi bukti bahwa literasi digital dan pemahaman terkait proses perizinan masih perlu ditingkatkan.
“Melalui SAPA Kampus, adik-adik mahasiswa menjadi agent of change, penyambung tangan BPOM untuk mendampingi UMKM. Selain dampak langsung kepada pelaku usaha, mahasiswa juga mendapatkan pengalaman penting sebagai calon wirausaha,” jelasnya.
Yosef juga mengapresiasi peran aktif Universitas Mataram (Unram) dalam mendukung program tersebut. Sebanyak 19 mahasiswa Unram turut serta dalam pendampingan terhadap 19 UMKM Pangan Olahan yang tersebar di Pulau Lombok, bahkan hingga ke wilayah terpencil seperti Sembalun.
“Saya mendengar ada yang mendampingi UMKM sampai ke wilayah Sembalun, tentu ini membutuhkan komitmen yang luar biasa. Tetap jaga integritas dan profesionalitas, karena adik-adik dalam program SAPA Kampus juga merupakan bagian dari BPOM,” tegas Yosef.
Supervisi SAPA Kampus ini merupakan bentuk monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pendampingan oleh mahasiswa, khususnya dalam penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB). Evaluasi dilakukan terhadap program yang berjalan sejak April hingga Mei 2025.
Program ini membawa manfaat besar bagi semua pihak. Mahasiswa mendapatkan pembelajaran praktis dan pemahaman mendalam terkait keamanan pangan, sementara UMKM mendapatkan pendampingan teknis yang mampu meningkatkan kualitas produk dan daya saing. Bagi BBPOM, kegiatan ini menjadi sarana peningkatan mutu pelaksanaan SAPA Kampus ke depan.
“Setelah lulus nanti, jadilah pengusaha yang mampu menciptakan lapangan kerja dan berdiri di kaki sendiri. Dengan pengalaman ini, adik-adik sudah tahu bahwa izin edar BPOM itu mudah dan cepat, apalagi dengan adanya insentif seperti pengujian gratis dan diskon 50 persen tarif pendaftaran produk,” pungkas Yosef.