Zaman.id – Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB 2024 semakin dekat, dengan pasangan calon yang bersaing semakin intens memperkenalkan diri kepada publik.
Salah satu pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur NTB yang mencuri perhatian adalah Zulkieflimansyah – Suhaili FT, atau yang lebih dikenal dengan nama Zul-Uhel. Berdasarkan beberapa survei terkini, paslon ini berada di posisi teratas dengan elektabilitas yang cukup signifikan.
Namun, menjelang hari-H pemilihan pada 27 November mendatang, Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Provinsi Nusa Tenggara Barat, Asrorul Hady memberikan peringatan kepada seluruh kader dan pendukungnya untuk tidak terlena dengan hasil survei yang ada.
Elektabilitas Zul-Uhel Unggul, Tapi Tantangan Masih Terbuka
Survei terbaru dari Olat Maras Institute (OMI) menunjukkan elektabilitas Zulkieflimansyah – Suhaili sebesar 40,7 persen, unggul cukup jauh dari dua pasangan calon lainnya: Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin (Rohmi-Firin) yang hanya memperoleh 23,5 persen dan Lalu Muhammad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda) dengan 33,8 persen.
Meski unggul, Asrorul Hady, yang juga pernah menjabat sebagai Plt Ketua Partai Demokrat Kabupaten Lombok Utara (KLU), mengingatkan bahwa hasil survei bukanlah jaminan kemenangan.
“Jangan terlena dengan survei, kita harus kerja keras karena minggu ini adalah minggu yang paling berat untuk memastikan angka survei sama dengan hasil pemilihan,” ujar Asror dalam sebuah pernyataan baru-baru ini.
Survei tersebut dilakukan pada rentang waktu 8-12 November 2024 dengan sampel 912 responden yang terdistribusi secara proporsional di setiap kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat.
Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sebesar 3,3 persen. Angka elektabilitas yang didapatkan mencerminkan potensi dukungan publik pada saat survei dilakukan, namun ini bisa berubah tergantung pada berbagai faktor yang akan terjadi menjelang hari pemilihan.
Tantangan Terberat Menjelang Masa Tenang
Salah satu tantangan terbesar dalam pemilu adalah memastikan bahwa angka dukungan yang tercatat dalam survei dapat terwujud di lapangan pada saat hari pemilihan.
Asrorul Hady mengingatkan bahwa minggu terakhir sebelum memasuki masa tenang adalah waktu yang sangat krusial untuk memastikan mobilisasi dukungan dan konsolidasi suara.
Menurutnya, selama periode ini, segala upaya harus difokuskan pada peningkatan kualitas kampanye serta memastikan bahwa semua relawan, kader, dan simpatisan tetap semangat dan terorganisir dengan baik.
“Ini adalah minggu yang paling berat. Kita harus terus bekerja keras agar angka survei dapat berujung pada kemenangan di pemilihan nanti,” lanjut Asror.
Ia menekankan pentingnya kerja keras, ketekunan, dan semangat yang tak boleh kendur, meskipun survei menunjukkan hasil yang positif.
Performa Paslon dalam Debat Publik
Salah satu faktor yang turut memengaruhi dinamika elektabilitas pasangan calon adalah performa mereka dalam debat publik. Debat menjadi arena penting untuk menguji kemampuan pasangan calon dalam mengemukakan visi, misi, serta gagasan mereka dalam memimpin daerah.
Dalam survei OMI yang terakhir, sebagian besar responden yang menyaksikan debat menganggap bahwa pasangan Zulkieflimansyah – Suhaili tampil lebih unggul dibandingkan kedua pasangan calon lainnya.
Menurut data, 44,9 persen dari responden yang menonton debat menilai Zul-Uhel memiliki performa terbaik. Sementara itu, Iqbal-Dinda memperoleh 34,8 persen, dan Rohmi-Firin 20,3 persen.
Selain itu, 91 persen penonton debat mengaku tidak berubah pilihannya setelah menyaksikan debat tersebut, sementara 9 persen menyatakan ada perubahan sikap dalam menentukan pilihan.
Hasil ini menggambarkan bahwa pasangan Zul-Uhel berhasil memperlihatkan kualitas kepemimpinan dan kemampuan komunikasi yang kuat dalam debat. Hal ini menjadi modal penting bagi mereka dalam mempertahankan posisinya hingga hari pemilihan nanti.
Survei dan Realitas Politik: Kenapa Survei Bisa Menyesatkan?
Meskipun survei memberikan gambaran awal tentang kecenderungan pemilih, penting untuk dicatat bahwa hasil survei tidak selalu mencerminkan hasil akhir pemilihan.
Banyak faktor yang dapat memengaruhi perubahan suara pada saat hari pemilihan. Salah satunya adalah faktor ketertarikan pemilih yang seringkali dapat berubah dalam hitungan hari, bahkan menit.
Apalagi, beberapa pemilih mungkin belum membuat keputusan akhir tentang siapa yang akan mereka pilih hingga menjelang pemilihan.
Selain itu, survei juga dapat terpengaruh oleh dinamika kampanye yang sangat intensif, terutama di masa-masa menjelang masa tenang.
Oleh karena itu, Asrorul Hady mengingatkan para kader dan relawan untuk tetap fokus pada upaya pemenangan yang maksimal, meskipun hasil survei menunjukkan kecenderungan positif bagi Zul-Uhel.
“Pemilih yang belum menentukan pilihan mereka atau yang belum terpenuhi dengan informasi yang cukup, sering kali membuat keputusan pada saat terakhir. Kami tidak boleh lengah, karena banyak faktor yang bisa berubah di detik-detik terakhir,” ujarnya.
Mengoptimalkan Kerja Tim dan Relawan
Untuk memastikan kemenangan di Pilgub NTB 2024, Asrorul Hady mengajak seluruh kader dan relawan untuk menjaga semangat dan memperkuat kerja tim.
Ia menyarankan agar para pendukung Zul-Uhel tetap aktif dalam kampanye, menggalang dukungan, dan menjalin komunikasi dengan masyarakat untuk memastikan tingkat keterpilihan pasangan ini tetap tinggi hingga hari pemilihan.
“Relawan dan kader harus terus bekerja keras, bergerak bersama-sama, dan menjaga komunikasi yang baik dengan masyarakat. Kita harus memastikan bahwa setiap suara yang bisa kita raih tetap maksimal,” tegas Asror.
Menyambut Pemilu 2024: Persiapan dan Harapan
Dengan hanya beberapa minggu tersisa menjelang Pilgub NTB 2024, seluruh paslon dan tim pemenangan terus melakukan persiapan matang.
Bagi Zul-Uhel, hasil survei yang positif harus menjadi motivasi tambahan untuk terus bekerja keras. Meskipun demikian, tantangan besar tetap menanti.
Oleh karena itu, partai, relawan, serta pendukung harus terus bekerja tanpa henti, memastikan bahwa setiap suara yang telah dipertaruhkan tidak sia-sia.
Sementara itu, bagi masyarakat NTB, Pilgub 2024 adalah kesempatan untuk memilih pemimpin yang dapat membawa perubahan nyata bagi daerah ini.
Survei mungkin memberikan gambaran tentang potensi dukungan, namun keputusan akhir ada di tangan masyarakat yang akan menentukan arah masa depan NTB.
Dengan semangat juang yang tinggi dan kerjasama antara semua elemen, baik partai, tim pemenangan, relawan, maupun masyarakat, diharapkan pemilihan gubernur dapat berjalan dengan sukses dan menghasilkan pemimpin yang mampu membawa Provinsi Nusa Tenggara Barat ke arah yang lebih baik. (*)