Zaman.id – indonesia/">Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total aset saham investor asal Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai Rp2,79 triliun, sedangkan aset selain saham senilai Rp970,24 miliar per September 2024.
Salah satu faktor utama yang memicu peningkatan aset saham di NTB, adalah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya literasi keuangan. Program edukasi pasar modal yang gencar dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia menjadi katalis penting dalam proses ini.
“BEI bersama OJK NTB dan stakeholder secara berkelanjutan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat NTB,” kata Kepala BEI NTB, Gusti Bagus Ngurah Putra Sandiana.
Selain aset yang terus tumbuh, kata dia, jumlah investor pasar modal dari NTB juga mengalami lonjakan yang cukup signifikan, yakni naik sebesar 20 persen atau 24.241 single investor identification (SID). Sedangkan investor untuk investor saham meningkat 17 persen atau 8.020 SID sehingga menjadi 54.747 investor.
Generasi muda mendominasi dalam pertumbuhan investor di NTB. Mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun sebanyak 21.569 SID dari total 54.610 jumlad SID saham yang terdaftar hingga September 2024.
Sandiana menambahkan, SID pasar modal di NTB, berada pada peringkat 17 secara nasional, sedangkan SID saham pada peringkat 20 dari 34 provinsi di Indonesia.
Secara nasional, penambahan SID pasar modal (investor saham, obligasi, reksadana dan lain-lain) hingga November 2024 sebanyak 2.405.719 (YTD), menjadi 14.573.780. Sedangkan kenaikan SID saham sebanyak 1.031.045 (YTD) menjadi 6.286.616 SID.
“Penambahan jumlah investor pasar modal yang signifikan juga dikontribusi dari penambahan investor saham dan investor pasar modal dari NTB,” ujarnya.
Menurutnya, tingginya minat masyarakat NTB terhadap saham tidak lepas dari upaya berkelanjutan BEI dalam meningkatkan literasi keuangan.
Melalui berbagai program seperti sekolah pasar modal dan webinar, masyarakat diajak untuk mengenal investasi sejak dini, memahami risiko, dan merancang strategi investasi yang tepat.
Selain itu, BEI juga bekerja sama dengan OJK untuk memperkuat regulasi dan melindungi investor dari risiko penipuan investasi. Hal ini penting mengingat masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami perbedaan antara investasi legal dan ilegal.
Sandiana mengatakan pihaknya juga terus mendorong pertumbuhan pasar modal di NTB, bekerja sama dengan para pemangku kepentingan lainnya, seperti perusahaan sekuritas, asset management, galeri investasi, komunitas pasar modal dan duta pasar modal sebanyak 546 orang.
Bersama para pemangku kepentingan terseut, BEI NTB secara aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
“Hingga November 2024, sebanyak 726 kegiatan edukasi dilakukan dengan jumlah peserta mencapai 74.606 orang,” ucapnya.
Ia menambahkan edukasi yang terencana dengan baik berkat dukungan dari seluruh perusahaan sekuritas / asset management di NTB, seperti Phintraco Sekuritas, Sucor Securitas, BRI Danareksa Sekuritas, Philip Sekuritas Indonesia, MNC Sekuritas, NH Korindo Sekuritas hingga Sinar Mas Asset Management yang semuanya memiliki perwakilan di NTB.
Selain bertambahnya sekuritas di NTB, untuk meningkatkan distribusi channel, BEI NTB juga telah memiliki kerja sama dengan Galeri Investasi di Universitas Mataram, STIE AMM Mataram, Universitas Teknologi Sumbawa, Universitas Islam Al-Azhar, dan Universitas Samawa.
Selain itu, Institut Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram, UIN Mataram, IAIH Hamzanwadi, Universitas Hamzanwadi, dan Universitas Nahdlatul Ulama NTB,” sebut Sandiana.
Tidak hanya dengan kalangan kampus, BEI NTB juga telah menjajaki perluasan kerja sama dengan mendirikan galeri investasi edukasi (GIE) di sejumlah SMA dan SMK yang tersebar di 10 kabupaten/kota.
Sandiana mengatakan pihaknya juga sudah menjalin kerja sama dengan Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) NTB dalam mendirikan galeri investasi digital dan galeri investasi di Desa Lantan, Lombok Tengah.
Perusahaan-perusahaan dan pelaku UMKM yang ada di NTB, juga menjadi sasaran untuk diberikan edukasi tentang pasar modal. Ada juga galeri investasi syariah yang sudah dibangun Bursa Efek Indonesia, bekerja sama dengan Pondok Pesantren Raudhatul Azhar di Kabupaten Lombok Timur.
“BEI akan semakin menggencarkan kegiatan edukasi dan sosialisasi terutama bekerja sama dengan para pemangku kepentingan, salah satunya Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) NTB,” pungkas Sandiana.